
KAMPALA (Berita SuaraMedia) - Pemerintah Uganda telah memerintahkan seluruh penyedia layanan telekomunikasi di negaranya untuk memblokir SMS terkait kata-kata tertentu.Himbauan ini terjadi seiring dengan akan dimulainya pemilihan umum di Uganda dalam beberapa hari ke depan. Pemerintah takut pesan singkat yang dikirim melalui ponsel akan menjadi alat propaganda yang berujung pada unjuk rasa.
Diberitakan melalui Straits Times, tidak semua SMS akan diblokir. Pemerintah melakukan penyaringan pesan singkat berdasarkan keyword yaitu 'Egypt', 'Bullet', dan 'people power'.
"Kami telah bertemua dengan para penyedia konten beberapa hari lalu dan kami putuskan untuk membuat daftar keyword yang tidak boleh disebarluaskan melalui SMS," ujar Kepala UCC, Patrick Mwesigwa.
"Pesan singkat yang berisi kata-kata tersebut akan disortir secara otomatis oleh operator. Jika terbukti SMS tersebut cukup kontroversial terhadap keamanan publik maka SMS tersebut harus diblokir," ujar Mwesigwa.
Kata lainnya yang harus diblokir adalah 'Tunisia', 'Mubarak', 'dictator', 'teargas', 'army', 'police', 'gun', 'Ben Ali' dan 'UPDF'.
UPDF sendiri merupakan singkatan untuk lembaga militer Uganda yang menurut sebagian analis masih loyal mendukung pemerintahan Presiden Yoweri Museveni.
Selain itu, analis mengatakan UPDF mampu menghentikan dengan kekerasan para pemrotes yang kian menjadi-jadi.
Selain kata-kata tersebut terdapat juga kata dalam bahasa lokal Uganda yang masuk dalam daftar. (ar/inl/ok) www.suaramedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar